Kumpulan Puisi (5)


Nah untuk saat ini dikarenakan permintaan dari seseorang saya akan menampilkan puisi buatannya. Berikut adalah puisinya

Rintik Kecil

(Karya : Heni Asnah)

Di teras jingga aku pernah bertanya
Pada lembabnya bumi yang mendamba angkasa
Dihening yang mendenting
Yang satu tapi tak  menyatu
Tentang rasa, huruf-huruf yang mengering, adapun luruh dalam kuyup

Ada pesan yang tak tersampaikan
Oleh patera kepada angin
Terhalau rintik angan yang membasahi
Disini aku berdiri, dalam sajakmu termenung
Mencari larik-larik cahaya itu

Bukan juga tentang hujan
Yang merindu tanah dari jarak terjauh
Lalu ia tempuh dengan jatuh
Bersama asa yang teguh
Demi kesatuan cerita yang utuh

Di langkah kakimu, bertebar memori
Tapi rindu berdebu menggebu
Demikianlah aku meragu
Akankah yang pergi akan kembali
Untuk menetap, atau menitipkan hujan sekali lagi

~

Sebelum Cahaya
 (Karya : Heni Asnah)

Dalam diam ku merenung
Sebelum cahaya ku menjunjung
Menyeru memanggil Yang Maha Agung
Bersama pantulan jiwa
Yang memancar dari sudut sukma

Kala raga rasa tenggelam
Dibelai angin berhembus
Bergulir butir tasbih
Berpeluh dosa nan salah
Tak berdaya ku bersimpuh

Dalam heningnya malam yang kian mencekam
Berkacakan diri, duduk terdiam
Bersama temaram, mendamba tentram
Bak semerbak mawar menghitam
Jatuh dan terpendam

Akankah sang mawar kembali tumbuh?
Ataukah hitamnya tak dapat terganti?
Tuhan..
Dengan-Mu ia kan kembali rekah
Dalam genggam-Mu ia kan kembali berdiri anggun
Bimbing hamba untuk bangun
Menggapai cahaya setelah embun

~

Binar

 (Karya : Heni Asnah)

Sebelum cahaya ia terjaga
Menyiapkan kebutuhan istana kecilnya
Menanggung kewajiban mulia
Tak pernah berkeluh lelah
Meski guratnya tertera

Demikian, yang selalu beri senyum indah
Yang selalu terbitkan sejuk
Yang selalu beri semangat menyengat
Demikian, tutur katanya bak alunan sajak merdu
Layaknya ritme fajar kala itu

Selalu ku damba senyum kecil bangganya
Bak mawar merekah indah
Kala dapati ku raih juara
Senyum sederhana bermakna istimewa
Haru bangga penuhi sukma
Demikian, sumber ketulusan murni
Jasa yang tak mungkin terbalas
Namun bakti penuh ku padanya
Ibu, sang pelita dunia
Tuk gapai abadi yang indah

~

Alam Pijakan
  (Karya : Heni Asnah)

Dalam diam aku mulai pahami
Alam nusantara meronta, menahan keserakahan
Tiada kenangan, tiada tentram
Kekalutan yang meraja terus meraja
Mencekam hati insan manusia

Bumiku rusak tiada pinta
Murka menelan beribu nyawa
Tanggung jawab serasa hilang, kalah oleh egomu
Ia bak berbilang namun tak berkata
Akankah kembali alam surga dunia ini?

Masihkah kau lupa tentang pohon-pohon yang kau tebang
Hingga hutan berubah tandus dalam kegersangan
Masihkah kau lupa tentang sampah yang terbuang
Hingga sungaimu keruh dalam kotoran

Adakah kau mendengar
Jeritan nyawa melayang terkikis harapan
Air, angin, tanah menangis
Tak kuasa melawan kepedihan yang kau tarikan diatas kepuasanmu
Kau tuli, buta, bisu
Perusak nusantaraku

Jika ingin menggunakann atau mengcopy, sertakanlah nama sang pembuat karya dan blog sastra-diary.blogspot.com

2 comments

Puisinya bagus nih, ijin save ya buat nnti kontes :D

Sumbernya cantumin ya :D

=> Gunakanlah selalu bahasa yang sopan
=> Dilarang Spam
=> Dilarang meninggalkan link aktif
=> Usahakan tidak Anonymous
=> Sebarkan Jika Suka :)